Sabtu, Desember 28, 2019

Menengok Geliat Siaran Televisi Digital Terestrial


Sekitar tahun 2015 Saya penasaran dengan tampilan siaran televisi digital terestrial. Berhubung tv yang ada belum support tv digital, akhirnya Saya membeli Set Top Box dengan harga yang terjangkau. Hasilnya cukup untuk mengobati rasa penasaran.

Saat itu untuk daerah Semarang bisa mendapatkan siaran televisi digital seperti TVRI, Trans TV, Trans 7, dan Kompas TV. Sedangkan untuk di daerah Pekalongan (karena dulu Saya mobile di dua kota ini) mendapatkan siaran dari MNC Grup.

Namanya juga tv digital, pastinya gambarnya bening tanpa semut. Berbeda dengan siaran analog yang jika arah antena meleset atau jauh dari pemancar maka akan dihiasi dengan semut-semut kecil. Lalu apa sih sebenarnya siaran televisi digital itu? Bagaimana cara mendapatkan siarannya?

Televisi Digital

Siaran televisi yang umum kita ketahui selama ini adalah siaran analog yang biasa menggunakan antena UHF dan ditambahi booster untuk menguatkan sinyal. Siaran ini akan terganggu jika terdapat pegunungan atau gedung-gedung bertingkat, sehingga akan mengakibatkan gambar menjadi dibumbui semut.


Sedangkan siaran televisi digital merupakan kelanjutan dari siaran analog yang mana pada awalnya direncanakan Indonesia akan melakukan Analog Switch Off (ASO) pada tahun 2018 lalu. Namun karena satu dan lain hal akhirnya batal dilaksanakan. Silahkan baca juga update : bersiap menuju tv digital.

Berbeda dengan siaran yang menggunakan parabola, meskipun sama-sama digital namun siaran parabola ini memerlukan perangkat outdoor dan indoor. Selain itu juga siaran parabola dipancarkan dengan menggunakan satelit, sehingga perangkat outdoor tersebut harus mengarah ke satelit yang dituju.

Sedangkan siaran televisi digital terestrial adalah tidak jauh beda dengan pola penyiaran analog yang memanfaatkan frekuensi VHF atau UHF, namun dengan konten yang sudah digital. Sistem ini menyediakan transmisi digital satu arah melalui jaringan transmisi berbasis darat (land-based transmitter) yang bisa diterima antena TV UHF konvensional.

Nah sejak gagalnya ASO pada 2018 lalu, sepertinya pihak-pihak televisi swasta mematikan siaran digitalnya dan meneruskan pada siaran analog. Namun saat sekarang ini dimana pemerintah kembali mengumumkan ASO akan dilakukan paling lambat 2022, dan sebelumnya mewajibkan pihak penyiaran televisi untuk melakukan simulcast sebelum pelaksanaan ASO tersebut.

Saya mencoba untuk cek kembali kira-kira stasiun apa saja yang tayang di siaran digital. Setiap daerah dapat siaran digital berbeda-beda, dan untuk daerah Semarang dan sekitarnya mendapatkan siaran televisi digital sebagai berikut :



  • TVRI Nasional
  • TVRI Jawa Tengah
  • TVRI Kanal 3
  • TVRI Sport
  • Nusantara TV
  • TVKu
  • Trans TV
  • Trans 7
  • Metro TV Semarang
  • Metro TV
  • Magna TV
  • BN TV

Daftar tersebut besar kemungkinan akan terus bertambah menyambut pelaksanaan ASO, setidaknya nanti semua televisi swasta nasional sudah melakukan uji coba siaran di jalur digital terestrial. Lalu, bagaimana cara menikmati siaran televisi digital tersebut?

Cara Mendapatkan Siaran Televisi Digital Terestrial

Untuk dapat menikmati siaran televisi digital terestrial cukup mempunyai televisi yang sudah support siaran digital. TV LED atau LCD keluaran terbaru biasanya sudah bisa untuk menangkap siaran digital.

Bagaimana jika tv dirumah belum support siaran digital?

Tenang saja, tidak mengharuskan untuk membeli perangkat televisi baru kok, namun tetap harus menambahkan STB (Set Top Box). STB adalah sebuah dekoder untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara dan menampilkannya pada pesawat televisi analog.

Saat ini di pasaran sudah banyak beragam merek STB dengan harga yang bervariasi, namun fungsi utamanya adalah sama yaitu untuk menangkap siarang televisi digital melalui antena UHF.

Siaran televisi digital terestrial juga bisa disaksikan secara free-to-air, jadi kita tidak perlu membayar hanya untuk menikmatinya.

Keuntungan siaran televisi digital terestrial adalah gambarnya yang bening dan tajam tanpa semut. Selain itu juga bisa menghemat penggunaan pita frekuensi karena dalam satu pita frekuensi dengan menggunakan teknik multiplex bisa digunakan untuk memancarkan 6 hingga 8 stasiun televisi.

Sedangkan pada siaran analog pita frekuensi tersebut hanya bisa digunakan untuk siaran satu stasiun televisi saja.

Nah sambil menunggu Analog Switch Off di Indonesia, kamu bisa menikmati siaran uji coba dari stasiun-stasiun televisi baik tv swasta nasional maupun daerah secara digital. Hyuk segera lakukan scan di televisi kamu atau segera siapkan STB untuk menikmati siaran televisi digital bersama keluarga tercinta.